Seperti malam biasanya. Pak Rahmad selalu mengisi malamnya dengan bermunajah pada Rabbnya. Bibirnya basah dengan bacaan dzikir. Seketika bibirnya yang komat-kamit terhenti saat gendang telinganya mendengar derap langkah kaki. Diintipnya sumber suara itu dari pintu kamarnya. Terlihat sosok laki-laki tinggi besar yang sibuk memincingkan matanya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keadaan aman. Mengetahui kondisi tersebut, pak Rahmad menyadari bahwa pemuda itu hendak mencuri di rumahnya. ”Ya ALLAH, tidak ada yang bisa dicuri di rumahku. Jika memang mencuri adalah profesinya, tolong berikan hidayahMU padanya ya Rabb!” ucap pak Rahmat sembari beranjak menuju ke tempat tidurnya. Meskipun matanya masih enggan mengatup, ia paksa mata sipitnya untuk berpura-pura tidur. Memberikan kesempatan pada pemuda asing itu mencuri di rumahnya. Pemuda itu hanya celingukan mencari barang yang bisa dicuri. Sampai matanya tertuju pada sebuah peti dengan ukiran-ukiran arab yang indah dengan warna kuning keemasan. Diambilnya pe
... baca selengkapnya di Mutiara Tanpa Cela Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Bismillah. Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh! ayo kita belajar Islam
Sabtu, 18 Maret 2017
Mutiara Tanpa Cela
Senin, 13 Maret 2017
I Love Mom and Dad
Aku terus berjalan tanpa hentinya, walaupun sekarang hujan lebat aku tak perduli. Ini belum seberapa oleh apa yang di lakukan Mama untukku. Mama telah banyak berkorbaan demi aku. Tapi apa yang aku lakukan sekarang ini telah membuat Mama menangis.
Aku tak tega, tak tega melihat Mama menangis karena aku. Sudah banyak kesalahanku terhadap orangtuaku apalagi terhadap Mama. Aku memang tidak pernah menyebut kata-kata jorok ataupun yang tidak boleh di katakan. Tapi aku membentak Mama, aku selalu emosi, tidak bisa berfikir dewasa. Apa yang di lakukan Mama hanyalah untuk kebaikanku. Aku tau, hanya saja aku yang tidak mengerti.
Aku memutuskan kabur dari rumah. Memang ini adalah tindakan yang tidak wajar. Tapi ini demi kebaikan Mama dan Papa. Aku sayang Mama dan Papa. Maafkan Dinda Ma, Pa.. Maaf tapi ini sudah menjadi keputusanku. Jaga kesehatan kalian baik-baik.
Hujan mulai reda, aku masih saja berjalan lurus tanpa tujuan, Mataku mulai berkunang-kunang, badanku serasa melayang di atas awan. Aku tak sanggup menahan ini lagi dan pada akhirnya aku jatuh di tanah yang basah ini.
—
Saat aku membuka mataku ada yang beda dari penglihatanku. Tempat yang gelap menjadi terang, suhu yang dingin kini menjadi hangat. Ya, seperti sebuah ruangan yang c
... baca selengkapnya di I Love Mom and Dad Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 10 Maret 2017
Ketakpedulian Terhadap Sekitar = Ketakpedulian Terhadap Diri Sendiri
Apakah benar pernyataan di atas? Kok bisa demikian? Ijinkanlah saya mengutip sebuah kisah nyata yang saya ambil dari buku SEPIA: Kecerdasan Milyuner, Warisan yang Mencerahkan Keturunan Anda.
Terdapat sebuah keluarga di Bandung, dengan kepala keluarganya bernama Ahmad (bukan nama sebenarnya). Ahmad adalah seorang berusia tanggung menjelang empat puluhan yang dikarunia delapan orang anak. Ia menghadapi persoalan klasik, yakni kesulitan dalam mengatur rumah tangga bersama istrinya, khususnya dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Ahmad mencoba memecahkan persoalan ini dengan istrinya dengan berbagai kiat, tentu dengan keterbatasan anggaran yang mereka miliki. Mereka telah berupaya mempekerjakan beberapa pembantu rumah tangga paro waktu untuk memecahkan masalahnya, namun kehadiran para pembantu rumah tangga tersebut tidak memecahkan masalah, dan malah membawa banyak masalah baru.
Akhirnya Ahmad ingin menerapkan metode diskusi partisipatif. Ia mengajak lima orang anaknya yang telah berusia 15, 13, 11, 9, dan 7 tahun untuk berembuk dengan ia dan istrinya. “Anak-anak, seperti yang kita ketahui dan lihat sehari-hari, Ibu amat kerepotan dengan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga; dan Bapak hanya bisa sedikit membantu karena harus bekerja mencari nafkah. Hari ini Bapak ingin mengajak rapat keluarga untuk memecahkan masalah ini.”
Untuk memulai rapat itu, Ahmad memberikan saran, “Bagaimana panda
... baca selengkapnya di Ketakpedulian Terhadap Sekitar = Ketakpedulian Terhadap Diri Sendiri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Kamis, 09 Maret 2017
Sebuah Nama, Sebuah Misteri
Hari ini memang bukan hari yang indah untukku. Aku harus merelakan kepergian sahabat baruku, Cheryl Putri. Hujan air mataku mengiringi kepergiannya. Aku tidak kuat untuk mendampinginya pergi ke sana. Hari ini aku hanya berdiam diri dan mengunci pintu kamarku. Aku hanya bisa menangis dan menyesali kesalahanku padanya. Seandainya saat itu aku datang ke rumahnya saat dia membutukanku, aku pasti bisa melihat saat–saat terakhir hidupnya. Tapi, aku malah lebih mementingkan kegiatan futsal di kampus daripada dirinya, aku sungguh menyesal sekarang. Baru dua bulan kami bertemu, tapi sekarang takdir sudah menyelesaikan kisah kami berdua. Kehadirannya dikisah hidupku benar–benar bisa mengubah gaya hidupku. Dia mengajarkanku bagaimana menghargai orang lain, dia mengajarkanku merasakan apa yang orang lain rasakan, dia sangat istimewa dimataku, dan kurasa aku menyukainya, bukan, tapi aku mencintainya.
Sudah lima hari setelah kepergiannya, tapi aku belum bisa menerima kepergiannya. Setiap malam aku berharap sebuah bulan menemaniku untuk menghiburku dan sejuta bintang menerangi malamku untuk menggantikan dirinya. Tapi itu hanyalah harapan yang kosong dari sebuah jiwa yang sunyi. Malam ini aku memutuskan untuk pergi meninggalkan kostku. Aku ingin me¬re
... baca selengkapnya di Sebuah Nama, Sebuah Misteri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Rabu, 08 Maret 2017
Wiro Sableng #162 : Badai Laut Utara
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : SI CANTIK GILA DARI GUNUNG GEDE
TIGA penunggang kuda memperlambat lari tunggangan masing-masing ketika mencapai sebuah mata air di kaki Gunung Gede sebelah timur. Saat itu sang surya baru saja menggelincir dari titik tertinggi-nya udara yang sejuk di kawasan itu membuat terik cahaya matahari tidak terasa menyengat.
Penunggang kuda sebelah depan, seorang kakek berjubah kuning, berwajah merah seperti udang rebus dan cuma punya satu alis yaitu di atas mata kiri henti-kan kuda dekat mata air diikuti dua temannya. Dari peralatan penutup mata serta tanda-tanda pada pelana yang dimiliki tiga ekor kuda besar agaknya ke tiga penunggangnya bukan orang-orang sembarangan. Paling tidak mempunyai hubungan tertentu dengan Kerajaan di wilayah timur.
"Jika melanjutkan perjalanan dengan berlari, kurasa akan lebih cepat sampai di puncak gunung. Kita bisa meninggalkan kuda di tempat ini. Ada air, banyak rumput. Kelihatannya juga cukup aman. Bagaimana pendapat ki sanak berdua?" Si jubah kuning yang di Keraton Jawa Tengah dikenal dengan panggilan Lor
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #162 : Badai Laut Utara Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1